Minggu, 09 Oktober 2011

My diary

Juli,Agustus,September,Oktober. ternyata lama banget selang gw nulis lg. kayaknya gw belom berbakat nulis blog. masih butuh banget banget saran dari kalian para pembaca!

sebenernya banyak banget hal bisa terjadi dalam waktu 4 bulan.
dari yang menyenangkan,menyebalkan,menyedihkan,mengejutkan. pokoknya hidup itu berjalan terus dan kita gak pernah tau kelanjutannya...

Kamis, 07 Juli 2011

it's new me!

hallo semuanya yg baca blog gw!

udah lama banget sejak posting terakhir gw...
sebenernya,ceritanya masih panjang,d otak tuh udah ada jalan ceritanya...
tp kok g ada semangat bwt nulis... apalagi krn kmrn msh sibuk sekolah...
semoga dengan ada nya laptop ini,bisa bantuin gw nulis cerita dengan rajin...
dan gw butuh bngt dukungan kalian,pembaca blog ini! tolong d komentar atau kirim ke email gw,untuk ngedukung gw. biar gw semangat nulis lagi!
makasih ya semuanya!!

Senin, 18 April 2011

Belum Ada Judul - Part 3

                                                               III

    Tepatnya tiga tahun lalu. Saat Vanka masih duduk di kelas 6 SD. Hari-hari yang sibuk untuk mempersiapkan ujian kelulusannya. Hamper setiap hari diisinya dengan pelajaran tambahan. Sampai suatu ketika, Vanka ditugasi gurunya untuk mengantarkan sebuah surat untuk guru di SMP. Yang sekarang diketahuinya bernama Bu Andar.
    Hari Sabtu itu, sepulang sekolah Vanka mengantarkannya ke ruang guru SMP. Tetapi guru yang dituju itu belum selesai mengajar. Terbesit di pikirannya untuk menitipkan saja suratnya pada guru yang ada disana. Tetapi mengingat perkataan gurunya, dia mengurungkan niatnya.
    “Pokoknya pastikan surat itu dibaca ya! Jangan kamu titip ke temenmu!”
Dan Vanka tidak ingin mengecewakan gurunya.
    Setelah bertanya-tanya pada guru yang ada, Vanka menemukan guru yang dimaksud. Di kelas IX F. Ragu-ragu Vanka mengetuk pintunya.
    “Iya. Cari siapa?” sapa lembut guru itu seraya melebarkan pintu.
    “Selamat siang,Bu. Maaf, ini ada titipan surat dari Pak Gery untuk ibu.”
    “Oh iya… iya… Terimakasih ya! Kamu kelas berapa?”
    “Saya kelas 6.”
    “Oh. Ok! Terimakasih ya!”
    “Iya bu! Sama-sama. Selamat siang.”
Setelah mengucapkan salam, Vanka pergi meninggalkan tempat itu. Tapi dari ekor matanya, dia melihat seorang laki-laki yang kursinya berada di dekat pintu. Yang sedari tadi telah menatapnya. Tiba-tiba dia menjadi malu. Entah ada apa di dalam mata laki-laki tersebut, yang membuat Vanka langsung kagum ketika melihatnya.

Jumat, 25 Maret 2011

Belum Ada Judul - Part 2

 II
    Bel istirahat sekolah berbunyi. Satu hal yang sedari tadi sudah dinanti-nati oleh Vanka, Eka, Yuri, Yosua, dan Wanto. Mereka semua sudah lapar. Apalagi Vanka dan Yuri. Mereka belum sarapan tadi pagi. Pelajaran Bu Heni pun lewat begitu saja di telinga mereka berdua. Mereka sudah memikirkan menu-menu apa saja yang ada di kantin. Makanya, saat bel istirahat berbunyi mereka berdua yang langsung melonjak dari kursinya masing-masing.
    Sesampainya di kantin yang berada di tingkat paling bawah, Vanka langsung memburu stand soto mie seharga empat ribu rupiah.
 Yuri adalah keturunan Jepang. Tapi dia sangat menyukai gudeg. Untung di sekolah menjual nasi gudeg. Jadi Yuri dapat menyantapnya kapan saja, apalagi saat lapar berat begini.
Dan Eka menjatuhkan pilihannya pada bubur ayam, yang hanya berisi bubur dengan kecap asin dan kerupuk. Dan mereka selalu tertawa bila membaca judulnya, ‘Bubur Ayam’.
    “Mana ayamnya? Ini mah bubur kecap.” Protes Eka. Tapi mau diapakan lagi. Daripada tidak makan. Dia memang tidak terlalu lapar. Tetapi sejak dia pernah sakit tifus satu tahun lalu, ibunya tidak mengijinkan perutnya kosong. Entah pengertian darimana kalau tifus itu berarti kelaparan?
Yosua dan Wanto lebih berselera dengan siomay di luar sekolah. Meskipun harus berdesak-desakan. Katanya, “Kan kalo beli pake usaha makannya lebih berasa.”
Padahal yang membuat siomay terasa enak itu kan dari bumbu kacang atau dari siomaynya sendiri.

Kamis, 24 Maret 2011

Kasihmu Nirwana Hidupku

Tegak ku disana
Mengaharap suatu kan kembali seperti dulu
Di saat kau dan aku tak terpisah

Tawamu bagai surya pagiku,
bersinar di hari-hari mendungku
Ceriamu bagai udara malamku,
berhembus semilir di tengah pengap hariku
Kasihmu bagai telaga tak berbatas,
Mengairi gersangnya hidupku,
di dunia yang sakit ini.

Hujan yang menyepuh tanah menjadi liat,
Lembayung senja yang mengukir indah sang mega,
Dan angin yang melantunkan simfoni dedaunan,
Itulah dirimu.

Kau yang membuat hari ini berarti
Tangis dan tawa kita menyatu,
Suka dan derita kita mengalir

Bersamamu,
tak pernah ku sesalkan hariku
Bersamamu,
tak kan pernah kulupa sedetikpun
Meski waktu berlari mengejar
Meski ego kan terdepan
Meski jarak kan terbentang

Dengarlah seruanku ini,
meskipun pikiran kan meninggalkanku dan lupakanmu
Hatiku tetap hidup disini
Menyimpan serpihan kasih dan segebung kenangan tentang kita

Karena setitik kasihmu,adalah nirwana hidupku



Senin,21 Juni 2010

Rabu, 23 Maret 2011

Belum ada Judul Part 1

                                                                I

    “Yovanka Katarina Anggraini Dwiastuti!” panggil Pak Sutyo dengan suara yang mampu meruntuhkan jantung setiap orang yang mendengarnya.
    “Iya,Pak.” Jawab Vanka sembari berdiri dari tempat duduknya.
    “Sini kamu! Jadi anak cewek kok males! Apa-apaan ini?! Buku PR kosong melompong! Kamu kira saya bisa dibodohi!” omel Pak Sutyo setelah mendapati buku PR Vanka kosong.
Dengan wajah tanpa dosa Vanka menghampiri Pak Sutyo yang sudah siap menyemprotnya lagi dengan ‘karangan’nya. Tapi ia menoleh sejenak saat melewati meja Yosua. Mulutnya berkomat-kamit dengan suara yang tidak satu semutpun dapat mendengar, sambil tersenyum pahit kepada Yosua. Kalau bisa diterka kira-kira bunyinya “Mati gue.”
Dan Yosua hanya bisa tertawa kecil.